Mungkin kata kata itu sering muncul ketika kita sampai pada suatu keputus asaan.
Itu juga yang ada di benakku saat ini, ketika keputus asaan datang dalam melewati hidup. Mungkin aku malu untuk mengakui kalo aku menyerah, ego untuk tetap berjalan melewati segala halang rintang membuat aku selalu mencoba untuk melawan Tuhan. ( memecahkan segala cobaanNya )
Begitu banyak cobaan menimpa aku dan dia, mulai dari diri sendiri sampai pada orang ketiga. Sebagai permulaan ketika tanpa sadar aku menjadi orang yang makan teman sendiri ( versi temanku ) dan di asingkan di lingkungan kerja dan sosial, hal ini berakhir dengan keluarnya aku dari tempat kerja. Bukan karena kalah, tapi karena tidak mau ada kelanjutan dari salah kaprah ini. Hidup berdua hanya mengandalkan sisa tabungan dan gaji si dia, semakin membuat hidupku terlunta-lunta. Posisiku di keluarga serba salah, ingin rasanya kembali untuk menikmati kasih sayang keluargaku. Namun malu itu masih saja melanda, dimana aku meninggalkan mereka untuk mencari jati diriku sendiri. Setelah kedua orang tuaku sakit akibat kecelakaan mobil, papaku semakin parah saja sakitnya. Meminta sedikit tambahan untuk makan di semarang aja aku tak tega. Apalagi mama, dengan pendapatan yang tak seberapa harus menanggung pengobatan papaku dan sekolah adikku.
hmmmm... apa yang harus aku perbuat?
Next story »
Kehidupanku di semarang semakin terpuruk saja, bahkan untuk kos sendiripun aku tak bisa. Akhirnya aku menumpang tinggal di kosnya si dia, berbekal omongan akhirnya bapak kosnya pun mengijinkan. Tabungan kian menipis dan cenderung defisit, lagi lagi cobaan datang mendera. Si dia akhirnya tidak tahan dengan teguran-teguran bos tempat dia kerja yang ada di daerah TEPZ pelabuhan semarang, lalu mengundurkan diri. Lengkap sudah dua pasangan pengangguran.
Hari terus berlanjut dengan terlilit hutang dan hutang untuk bertahan hidup. Akhirnya motor Grand satu satunya yang sudah kurawat sekian lama berangkat sekolah. ( istilah kerennya di gadaikan ) Pada suatu hari ada teman meminta aku untuk menggantikan dia kerja "operator warnet" di bekas tempat kerjaku dulu. Lumayan fikirku dapat duit 15000 IDR bisa buat beli makan. Tak di sangka aku malah di tuduh mencuri Handphone milik ownernya. ( masalah nambah lagi )
Setelah dapat mencairkan suasana, sambil terus mencari sesuap nasi masukin lamaran kerja kesana sini. Bulan ramadan kemaren sehabis mengantar si dia, kembali ke base camp di visito. Karena kecapaian dan tidak dapat jatah tempat untuk online, akhirnya saya tidur dengan santainya. Ketika mau cari makan buat Sahur, sekitar jam 3.00 WIB. Bertapa terkejutnya aku, sepeda motor yang aku bawa hilang, lenyap tak berbekas. Dengan pikiran yang ga jelas kemana akhirnya lapor ke Polsek Lamper perihal kehilangan motor. Dan sampai sekarang motor New Supra X 125 warna merah itu belum juga kembali pulang, mengharapkan asuransi pun nihil.
Keesokan hari setelah kejadian hilangnya Supra X itu hp ku berbunyi tanda sms masuk. Setelah ku baca ternyata panggilan dari CV Wijaya Surya, salah satu mitra TELkom dalam pemasaran Speedy. Dibalik kehilangan ada juga hal yang setidaknya memeberi semangat aku untuk hidup, yaitu adanya jalan yang bisa aku andalin untuk mencari uang dan membantu si dia. Selain itu mungkin karena simpati atau rasa solidaritas, teman teman yang dulunya seakan menjauhiku kini mendekat untuk memberi support baik moril maupun materiil. Dari situlah aku semakin mengerti dan yakin akan prinsip yang selalu aku pegang, bahwa baik buruknya seorang teman dia tetaplah teman dan takkan menjadi musuh.
Sampai hari ini aku masih bekerja di Wijaya Surya, sebagai marketing Speedy. Selain itu aku juga masih di percaya untuk membantu di warnet Visito.net. ( terima kasih bro, kamu masih percaya ma aku ) yah walau THR kemaren sungguh mengecewakan, dan tidak seperti yang kuharapkan tapi alhamdulillah ada yang kasih. Lebaran pun tak terasa asik seperti tahun tahun sebelumnya, karena keadaan papa yang tidak fit dan keadaan finansial keluarga yang kurang jelas arahnya.
Tuhan, aku akan terus coba melawan tanpa kata putus asa.
Aku tahu Kau masih sayang pada hambamu yang hina ini.
Aku tahu semua pasti ada jalannya.
Sekarang ini aku hanya bisa merenungi nasib untuk tidak terjebak dalam kesalahan yang sama. Menikmati hidup seperti apa yang sudah kau berikan kepada mereka yang telah mendahuluiku. dan menunggu mati sehingga aku bisa mengumpulkan bekalku untuk hari selanjutnya di alam baka
0 Comments for GOD hate me?:
Posting Komentar
Spam is not Good for your Body :)